|
Gajah Mada |
Nama Gajah Mada sangat terkenal di masyarakat Indonesia pada umumnya. Pada masa awal kemerdekaan, para pemimpin antara lain
Sukarno dan
Mohammad Yamin sering menyebut sumpah Gajah Mada sebagai inspirasi dan "bukti" bahwa bangsa ini dapat bersatu, meskipun meliputi wilayah yang luas dan budaya yang berbeda-beda. Dengan demikian, Gajah Mada adalah inspirasi bagi revolusi nasional Indonesia untuk usaha kemerdekaannya dari kolonialisme Belanda.
Universitas Gadjah Mada di Yogyakarta adalah universitas negeri yang dinamakan menurut namanya. Satelit telekomunikasi Indonesia yang pertama dinamakan Satelit Palapa, yang menonjolkan perannya sebagai pemersatu telekomunikasi rakyat Indonesia. Banyak kota di Indonesia memiliki jalan yang bernama Gajah Mada, namun menarik diperhatikan bahwa tidak demikian halnya dengan kota-kota di Jawa Barat mungkin karna ada peristiwa sejarah yang melatarbelakanginya salah satunya bisa jadi karna perang bubat.
Buku-buku fiksi kesejarahan dan sandiwara radio sampai sekarang masih sering menceritakan Gajah Mada dan perjuangannya memperluas kekuasaan Majapahit di nusantara dengan Sumpah Palapanya, demikian pula dengan karya seni patung, lukisan, dan lain-lainnya.
Gadjah Mada adalah salah satu tokoh besar zaman Majapahit menurut berbagai kitab dari zaman Jawa Kuno. Di Indonesia pada masa kini, ia dianggap sebagai salah satu pahlawan penting dan simbol nasionalisme.
Ia memulai karirnya di Majapahit sebagai Komandan Bhayanngkara, sebuah satuan pasukan elit kerajaan, karena berhasil menyelamatkan Prabu Jayanegara saat pemberontakan Ra Kunti sekitar tahun 1309-1328 M, ia diangkat sebagi patih Kahuripan, dua tahun kemudian menjadi
Patih Kediri.
Tahun 1329 Masehi, Patih Majapahit yakni Aryo Tadah atau lebih terkenal dengan sebutan Empu Krewes mengundurkan diri sebagai Patih dan menunjuk Gadjah Mada sebagai Patih. namun Gadjah Mada tidak serta merta begitu saja menerima jabata itu, dia justru bersedia menjadi patih setelah menaklukan
keta dan
sadeng (pembrontak).
Akhirnya setelah berhasil memadamkan api pembrontakan Tribhuwana Tunggadewi mengangkat Gadjah Mada sebagai patih,ketika itu diangkat tahun 1258 saka atau 1336 masehi.Sejarah juga mencatat peristiwa itu sebagai Sumpah Palapa,karena Sumpah Palapa dibacakan Patih Gajah Mada saat upacara pengangkatan beliau sebagai Patih Amangkubhumi.
Tempat sang Mahapatih Gajah Mada mengucapkan Sumpah Amukthi Palapa itu berada di Desa Nglinguk, Trowulan-Mojokerto. Masih satu lokasi dengan Pendopo Agung yang menjadi tempat pertemuan dan berkumpulnya pembesar Majapahit. Tepatnya berada di belakang tempat berkumpul pembesar Majapahit ini.
|
Rumah Panggung tempat Gajah Mada mengucapkan Sumpah Amukti Palapa |
Arti bebas Sumpah Amukthi Palapa : Gadjah Mada sang Mahapatih tak akan menikmati palapa, berkata Gadjah Mada, “selama aku belum menyatukan nusantara, aku takkan menikmati palapa, sebelum aku menaklukan Pulau Gurun, Pulau Seram, Tanjungpura, Pulau Haru, Pahang, Dompu, Pulau Bali, Sunda, Palembang, dan Tumasik, aku takkan mencicipi palapa
Demikian sumpah lantang sang patih Kerajaan Majapahit, Gajah Mada, menurut kitab Pararaton. Ikrar terucap karena kuatnya keinginan Gajah Mada untuk membendung pengaruh kerajaan-kerajaan Asia Tenggara di Kepulauan Nusantara. Nusantara harusnya berada di bawah kuasa kerajaan yang ada di dalamnya. Bukan dikuasai kerajaan lain yang ada di daratan Asia Tenggara.
Dikutip dari Kompas dan National Geographic, banyak ahli sejarah dan budaya yang menafsirkan sumpah sang patih dengan cara berbeda. Misalnya, M.Yamin menafsirkanpalapa berarti Gajah Mada akan pantang bersenang-senang sebelum janjinya terucap.
Sedangkan Slamet Muljana, profesor yang ternama dengan Tafsir Sejarah Nagarakretagama yang kerap jadi referensi mengenai perjalanan Majapahit, menyebut bahwa amukti palapa artinya bebas tugas atau cuti.
Menurut wikipedia Terjemahannya,Beliau Gajah Mada Patih Amangkubumi tidak ingin melepaskan puasa. Ia Gajah Mada, "Jika telah mengalahkan Nusantara, saya (baru akan) melepaskan puasa. Jika mengalahkan Gurun, Seram, Tanjung Pura, Haru, Pahang, Dompo, Bali, Sunda, Palembang, Tumasik, demikianlah saya (baru akan) melepaskan puasa".
Tafsiran lain datang dari pakar bahasa Jawa Kuno, P.J Zoetmulder, yang coba mengupasnya dari muasal arti amukti dan palapa. Menurutnya, amukti palapa diartikan "(mendapat) kesenangan yang tiada berakhir."
"Gajah Mada akan mendapat kesenangan yang tiada taranya jika saja seluruh wilayah Nusantara yang disebutkan dalam sumpahnya itu dapat mengakui kekuasaan Majapahit," papar Zoetmulder.
Dosen Arkeologi FIB UI Agus Aris Munandar dalam Gajah Mada Biografi Politik, menyebut bahwa ada sebagian kalangan yang mengartikan amukti palapa dengan "memakan buah kepala," atau "memakan buah palapa."
"Namun, jika buah kepala memang jelas maksudnya, ada buah yang dinamakan kelapa. Namun, 'buah palapa' sampai sekarang belum ada yang mengetahui bentuk apalagi rasanya," tulis Agus.
Kesimpulannya adalah multitafsir. Memang susah memaknai isi pararaton seperti disebut di atas.
Print
PDF
About Me
Aku adalah apa yang ada pada diriku. Dan aku berkuasa atas diri ini
Follow: | Google+ | Facebook |