• Menu

      About Me Site Map Privacy Policy Disclaimer

Cah Pare

  • Menu
  • Home
  • Contact
Home » Sejarah » Mahabarata Versi India Vs Jawa

Mahabarata Versi India Vs Jawa


cahpare.com

Semua cerita Mahabharata bersumber pada karya Empu Wiyasa. Namun kisah Mahabharata sendiri pada dasarnya bukan sepenuhnya dibuat Wiyasa. Ia  mengumpulkan cerita itu sehingga dapat disampaikan kepada generasi di bawahnya secara lebih sistematis. Misalnya seperti yang dirilis pada dekade 1950-an yang ditulis Rajagopalchari untuk generasi muda India.

Ada beberapa perbedaan antara cerita Mahabharata versi India dengan versi wayang Jawa. Tokoh punakawan seperti Semar,  Gareng, Petruk, dan Bagong jelas tidak ada dalam versi India. Begitu pula dengan Togok, Batara Guru serta Sanghyang Wenang. Namun tokoh Batara Indra, Wisnu, Brahma, Bayu dan sebagainya, ada dalam versi India. Dalam wayang Jawa, Gandarwa, Yaksa, serta raksasa dianggap sama. Dalam cerita India, itu adalah kelompok makhluk yang berbeda.

Dalam cerita Jawa, Pandu adalah anak Abiyasa dan cucu Palasara. Dalam versi India, Pandu adalah cucu Santanu dan keponakan Bisma. Dalam wayang Jawa, tidak pernah jelas bagaimana hubungan antara Bhisma dengan Abiyasa, serta hubungan Palasara dengan Santanu.

Adapun uraian untuk perang Baratayuda yang berlangsung selama 18 hari versi India terasa amat bertele-tele. Lebih menarik cerita versi wayang Jawa yang menjelaskan siapa yang mati pada hari pertama, hari kedua, dan seterusnya secara lebih efisien.

Selain tak memuat para punakawan, kisah Drupadi dalam versi India juga berbeda dengan versi Indonesia. Di versi India, Drupadi, yang awalnya dimenangkan Arjuna dalam sebuah sayembara memanah, kemudian menjadi istri tak hanya bagi Arjuna,  namun juga bagi empat saudaranya yang lain. Drupadi  bersuami lima alias poliandri tak terdapat dalam versi Indonesia.

Di India ditemukan juga dua versi utama Mahabharata dalam bahasa Sansekerta yang agak berbeda satu sama lain. Kedua versi ini disebut dengan istilah "Versi Utara" dan "Versi Selatan". Biasanya “Versi Utara” dianggap lebih dekat dengan versi yang tertua. Antara tahun 1919 dan 1966, para pakar diBhandarkar Oriental Research Institute, Pune, membandingkan banyak naskah dari wiracarita ini yang asalnya dari India dan luar India untuk menerbitkan suntingan teks kritis dari Mahabharata. Suntingan teks ini terdiri dari 13 ribu halaman yang dibagi menjadi 19 jilid. Lalu suntingan ini diikuti dengan Harivaᚃsa dalam 2 jilid dan 6 jilid indeks. Suntingan teks inilah yang biasa dirujuk untuk telaah mengenai Mahabharata.

Sumber : C&R digital
Unknown
2 Comments
Sejarah
Kamis, 19 Juni 2014
Print PDF

Share

G+

Tweet

Tweet

CahPareAbout Me
Aku adalah apa yang ada pada diriku. Dan aku berkuasa atas diri ini
Follow: | Google+ | Facebook | Twitter

2 komentar

avatar
Balas
Unknown delete 7 Juli 2014 pukul 00.59

biarpun memiliki perbeda'an yang memang sangat signifikan dari kedua alur tersebut, namun masih tetap sama nyaman untuk di nikmati ya Mas

avatar
Balas
Unknown delete 7 Juli 2014 pukul 01.09

Betul Mas arie, mungkin karna cerita mahabarata memang sudah melekat untuk orang indonesia jadi mau versi mana saja tetep menarik untuk dimengerti

Show Conversion CodesHide Conversion Codes
Show EmoticonHide Emoticon
Newer Older Home

Space Ads

iklan banner iklan banner

Weekly Posts

  • Istilah Dalam Oprek Android
    Istilah Dalam Oprek Android
  • Aplikasi Membuat File PDF Gratis
    Aplikasi Membuat File PDF Gratis
  • 2 Cara Menghapus Deep Freeze
    2 Cara Menghapus Deep Freeze
  • Kenapa Namanya Taman Kilisuci Pare ?
    Kenapa Namanya Taman Kilisuci Pare ?

Label

Artikel Windows Android Smartphone Khazanah Desaku Blackberry Sejarah

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Copyright Cah Pare 2014