Taman Kilisuci Pare yang terletak di samping barat Masjid An Nur Pare. Adalah sebagai upaya Pemerintah Kabupaten Kediri dalam menyediakan ruang publik.Taman ini tentunya semakin menambah positif image Pare sebagai peraih Adipura tahun 2013 untuk kategori Kota Kecil.
Di samping tujuan di atas, taman ini juga menjadi wujud siner
gitas antara pemenuhan ruang publik dan pengembangan atau pemasaran UMKM yang terus digalakkan oleh Pemerintah Kabupaten Kediri. Sehingga di dalam Taman Kilisuci juga dibangun kios-kios yang nantinya diisi oleh UMKM Kabupaten Kediri.
Kalau dilihat dari pengambilan sebuah nama taman, baiknya warga pare menengetahui siapa itu Kilisuci yang melatar belakangi penamaan disalah satu taman kota Pare ini ,dan " Kenapa Harus KILI SUCI "...
Kili Suci adalah nama gelar pertapa dari seorang putri raja Airlangga dan juga pewaris tahta kerajaan kahuripan ( atau daerah Sidoarjo sekarang ) yang bernama Sanggramawijaya Tunggadewi yang ditetapkan sebagai mahamantri i hino (ialah berkedudukan tertinggi setelah raja).
Setelah tiba masanya menggantikan Airlangga, ia menolak dan memilih sebagai pertapa.Rupanya Kesunyian Gua Selomangleng (Kediri) dan Pucangan (gunung Penanggungan), ternyata lebih menarik perhatian sang Putri dari pada Hedonistik Istana. Dia memutuskan untuk menarik diri dari hiruk pikuk keduniawian, Sehingga ia menolak ketika harus menggantikan Airlangga menjadi ratu di Kahuripan.
Dewi Kili Suci juga terdapat dalam Babad Tanah Jawi sebagai putri sulung Resi Gentayu raja Kahuripan. Kerajaan Kahuripan kemudian dibelah dua, menjadi Janggala dan Kadiri/Kediri, yang masing-masing dipimpin oleh adik Kili Suci, yaitu Lembu Amiluhur dan Lembu Amisena/Peteng.
Dewi Kili Suci juga dihubungkan dengan DONGENG terciptanya Gunung Kelud. Dikisahkan semasa muda ia dilamar oleh dua raja sakti Mahesa Suro dan Lembu Suro. Namun yang melamar bukan dari bangsa manusia, karena yang satu berkepala lembu bernama Raja Lembu Suro dan satunya lagu berkepala kerbau bernama Mahesa Suro
Untuk menolak lamaran tersebut,Dewi Kilisuci sengaja membuat sayembara yang tidak mungkin dikerjakan, yaitu membuat dua sumur raksasa, yang satu harus berbau amis dan yang satunya harus berbau wangi dan harus selesai dalam satu malam atau sampai ayam berkokok.
Akhirnya dengan kesaktian Mahesa Suro dan Lembu Suro,kedua-duanya menang dalam sayembara. Tetapi Dewi Kilisuci masih belum mau diperistri,kemudian Dewi Kilisuci mengajukan satu permintaan lagi yakni kedua raja tersebut harus membuktikan dahulu bahwa kedua sumur tersebut benar benar berbau wangi dan amis dengan cara mereka berdua harus masuk kedalam sumur.
Terpedaya oleh rayuan tersebut, keduanya pun masuk ke dalam sumur yang sangat dalam tersebut,lalu Dewi Kilisuci memerintahkan prajurit untuk menimbun keduanya dengan batu.
Maka matilah Mahesa Suro dan Lembu Suro, Tetapi sebelum mati Lembu Suro sempat bersumpah dengan mengatakan.
"OYoh, wong Kediri mbesuk bakal pethuk piwalesku sing makaping kaping yoiku. Kediri bakal dadi kali, Blitar dadi latar, Tulungagung bakal dadi Kedung".
(Ya, orang Kediri besok akan mendapatkan balasanku yang sangat besar. Kediri bakal jadi sungai, Blitar
akan jadi daratan dan Tulungagung menjadi danau).
Dari legenda ini akhirnya masyarakat lereng Gunung kelud melakukan sesaji sebagai tolak balak sumpah itu yang disebut Larung Sesaji.Acara ini digelar setahun sekali pada tanggal 23 bulan surau oleh masyakat Sugih Waras.
Dan pada tahun 2006 sengaja digebyarkan oleh Bupati Kediri untuk meningkatkan pamor wisata daerahnya. Pelaksanaan acara ritual ini juga menjadi wahana promosi untuk meningkatkan kunjungan wisatawan untuk datang ke Kediri.
Latarbelakang cerita inilah yang mungkin saja pihak Pemkab. Kediri sengaja menghubungkan pendekatan cerita atau dongeng gunung kelud yang memang sudah menjadi salah satu icon wisata kab.Kediri dengan menamakan salah satu taman di kota Pare dengan nama Kilisuci.
Dan bagaimana menurut kamu apakah sudah PAS penamaan sebuah Taman di kota Pare dengan Nama seorang Putri raja Kahuripan ( atau daerah Sidoarjo sekarang ) yang memilih menjadi seorang pertapa Gua Selomangleng (Kediri) dan Pucangan (gunung Penanggungan) atau dengan kata lain Apa Hubungannya DEWI KILISUCI dengan Pare...?
Sedangkan pada masa itu Kerajaan Kahuripan di belah menjadi dua kerajaan yang dimana bagian Utara berdiri kerajaan Jenggala yang dipimpin Lembu Amiluhung yang bergelar Sri Jayantaka,
Sedangkan di bagian Selatan berdiri Kerajaan Dhaha (yang terletak di sekitar Kota Kediri sekarang) yang dipimpin Lembu Amisena yang bergelar Sri Jaya
Warsa.
Kalau pendapat saya
Cahpare mungkin lebih PAS di beri nama "
TAMAN JAYAWARSA" hehe... ya ,paling tidak bersentuhan langsung dengan sejarah sebenarnya kerajaan Dhaha atau Kerajaan Kediri pernah dipimpin oleh Lembu Amisena yang bergelar Sri JayaWarsa yang dicatat dicatat oleh
Mpu Prapanca dalam kitabnya
Negarakertagama.
Bagaimana ada yang mau nambahin unek-uneknya...???
Print
PDF
About Me
Aku adalah apa yang ada pada diriku. Dan aku berkuasa atas diri ini
Follow: | Google+ | Facebook |